Indonesian Cage-Free Association Resmi Hadir Sebagai Katalisator Industri Peternakan Telur di Indonesia

Yogyakarta, 3 Mei 2024 – Indonesian Cage-Free Association (ICFA) hari ini menandai momen penting
dalam sejarah industri peternakan di Tanah Air. Diinisiasi oleh Global Food Partners dan beberapa
peternak telur bebas sangkar lokal, asosiasi ini resmi hadir di Indonesia dengan tujuan untuk memberikan
kontribusi serta mendorong implementasi manajemen peternakan yang lebih etis dan berkelanjutan
dalam produksi telur serta memperkenalkan konsep kesejahteraan hewan kepada masyarakat luas.
“Sebagai lembaga yang memiliki tujuan untuk percontohan pengembangan sistem peternakan bebas
sangkar yang kredibel dan terpercaya, asosiasi ini mewadahi para peternak, peneliti, dan akademisi untuk
menjadi kiblat pengembangan sistem peternakan bebas sangkar. Keberadaan asosiasi ini menjadi sangat
penting karena memiliki peran untuk memberikan akses informasi terkait praktik terbaik dalam sistem
pemeliharaan cage-free, membuka peluang untuk membangun relasi, meningkatkan reputasi dan akses
pasar, serta berkontribusi dalam peningkatan kesadaran masyarakat mengenai produk yang mendukung

praktik kesejahteraan hewan berkelanjutan”, ungkap Kristina Yolanda, Chairwoman Indonesian Cage-
Free Association (ICFA), yang juga Indonesia Country Manager dari Global Food Partners.

Berdasarkan data Food & Agriculture Organization (FAO), Indonesia masuk dalam sepuluh besar negara
produsen telur terbesar di dunia. Namun, di balik pencapaian ini, industri peternakan ayam petelur di
Indonesia masih dihadapkan pada sistem kandang konvensional yang secara bertahap memang
memerlukan pengembangan ke pendekatan yang lebih bertanggung jawab dan ramah terhadap hewan.
Hal ini juga sesuai dengan survei penilaian kebutuhan produsen yang dilakukan oleh Global Food Partners
(GFP) yang mengungkapkan bahwa produsen telur di Asia (termasuk Indonesia) membutuhkan dukungan
dari para ahli untuk melakukan transisi dari sistem kandang konvensional ke sistem produksi bebas
sangkar. Sementara itu di sisi lain, sudah banyak bisnis makanan dan perhotelan di Indonesia yang telah
berkomitmen secara terbuka untuk hanya menggunakan telur bebas sangkar dalam rantai pasokan
mereka.
Dalam sambutannya, Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA, DEA., IPU., ASEAN Eng. selaku Tenaga Ahli Kementerian
Pertanian dan Guru Besar Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada menyampaikan

kebahagiaannya atas momen peresmian ini, “Saya sangat senang dengan diresmikannya Indonesian Cage-
Free Association (ICFA) di Indonesia. Asosiasi ini memiliki peran penting dalam mendorong penerapan

sistem kandang bebas sangkar (cage-free) dalam industri peternakan di Indonesia. Penerapan sistem
cage-free tidak hanya bermanfaat bagi hewan, tetapi juga bagi peternak dan masyarakat luas. Sistem ini
dapat meningkatkan kualitas telur, meningkatkan pendapatan peternak, dan membuka peluang baru
untuk pemberdayaan masyarakat.”
Gusti Kanjeng Ratu Bendoro mengapresiasi hadirnya asosiasi ini di Indonesia karena sesuai dengan trilogi
mangkubumi, “Saya sangat mengapresiasi hadirnya Asosiasi Bebas Sangkar Indonesia di Indonesia. Hal ini
sejalan dengan trilogi mangkubumi yang menekankan pentingnya menjaga keharmonisan hubungan
manusia, dengan gusti (Tuhan), dan alam. Kesejahteraan hewan merupakan salah satu aspek penting
dalam menjaga keseimbangan alam, dan asosiasi ini memiliki peran penting dalam mendorong praktik
peternakan yang lebih etis dan berkelanjutan.”

Hal senada juga disampaikan oleh R. Hery Sulistio Hermawan, S.Pi, M.T, selaku Plt. Kepala Dinas
Pertanian dan Ketahanan Pangan Daerah Istimewa Yogyakarta. “Kami mengapresiasi hadirnya
Indonesian Cage-Free Association (ICFA) di Indonesia. Sistem kandang bebas sangkar yang mereka usung
tidak hanya memperhatikan aspek kesejahteraan ayam, tetapi juga memberikan poin lebih dengan
pengembangan penambahan nutrisi ke ternak. Hal ini tentunya berdampak positif pada kesehatan dan
kesejahteraan manusia yang mengkonsumsinya serta tentunya akan berdampak bagi ekonomi di
Yogyakarta.”
Melalui edukasi dan advokasi publik, ICFA berkomitmen untuk mendorong perubahan pola konsumsi dan
mendorong peternak untuk menerapkan praktik-praktik yang lebih ramah hewan. Asosiasi ini diharapkan
dapat menjadi mitra strategis bagi pemerintah, peternak, dan masyarakat dalam mewujudkan visi
bersama untuk industri peternakan yang lebih baik di masa depan.
Salah satu program unggulan ke depan dari Indonesian Cage-Free Association (ICFA) yaitu mendorong
serta membuka peluang bagi peternak telur, untuk mendapatkan Sertifikasi Bebas Sangkar yang
mengikuti standar internasional. Sertifikat ini tidak hanya menjadi pengakuan terhadap komitmen mereka
dalam menerapkan praktik peternakan yang etis dan berkelanjutan, tetapi juga untuk memastikan segala
aspek manajemen peternakan bebas sangkar yang berkelanjutan sudah terpenuhi dan membuka berbagai
peluang baru dalam meningkatkan nilai bisnis mereka.
“Saya meyakini, ICFA dapat menjadi katalisator perubahan dan mewadahi peternak di Indonesia untuk
sudah menggunakan sistem cage-free. Saya berharap asosiasi ini dapat terus berkembang dan
berkontribusi positif bagi industri peternakan di Indonesia”, tutup Yolanda.

#

Tentang Indonesian Cage Free Association (ICFA)
Indonesian Cage-Free Association (ICFA) adalah organisasi nirlaba yang didirikan pada tahun 2024 dengan
dua tujuan utama yaitu mendorong implementasi manajemen peternakan yang lebih etis dan
berkelanjutan, khususnya dalam produksi telur dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya kesejahteraan hewan. Anggota dari ICFA merupakan akademisi, pelaku usaha dan konsultan
yang fokus pada manajemen peternakan telur. Saat ini ICFA beranggotakan Global Food Partners, Pusat
Pengembangan Ternak Universitas Gadjah Mada, PT Inti Prima Satwa Sejahtera, Telur Ayam Bahagia, dan
Widodo Makmur Unggas. ICFA juga membuka peluang bagi berbagai pihak untuk mendaftar dan terlibat
dalam asosiasi ini.

Informasi lebih lanjut silakan hubungi
Sekretariat Indonesian Cage-free Association
Phone: +62851-7320-4869
Email: sekretariat@icfa.co.id

Share the Post:
Facebook
LinkedIn
WhatsApp
X
Telegram

Artikel Terkait