Yogyakarta, 25 April 2025 – Sistem peternakan ayam petelur bebas sangkar terus menarik perhatian para peternak di Indonesia. Menjawab kebutuhan akan peningkatan kapasitas peternak, Indonesian Cage-Free Association (ICFA) menggelar Training Beternak Bebas Sangkar Batch #1 pada 24–25 April 2025 di Yogyakarta. Pelatihan ini diikuti oleh 17 peternak dari berbagai wilayah di Indonesia, mulai dari Sumatera hingga Jawa Timur, dengan latar belakang dan skala usaha yang beragam.
Pelatihan ini merupakan program perdana ICFA yang dirancang untuk membekali peternak dengan pengetahuan teknis dan bisnis dalam menjalankan sistem cage-free. Ketua ICFA, Kristina Yolanda, membuka acara secara resmi dengan pemukulan gong. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa semakin banyak peternak menunjukkan minat terhadap sistem ini. “ICFA hadir sebagai wadah sekaligus mitra strategis bagi para peternak yang ingin mempelajari lebih jauh dan membutuhkan dukungan dalam menerapkan sistem pemeliharaan cage-free atau bebas sangkar, suatu sistem pemeliharaan yang masih terbilang baru di Indonesia,” ujarnya.
Selama dua hari, peserta mengikuti rangkaian sesi intensif yang mencakup teori dan praktik, melibatkan para anggota dari ICFA itu sendiri. Hari pertama difokuskan pada aspek teknis pemeliharaan ayam petelur bebas sangkar. Materi disampaikan oleh para ahli di bidangnya, yaitu Anom Yusuf Tri Bambang Susilo dari Global Food Partners, Ir. Arif Afiata Rahmat, S.Pt., IPP dari PT Widodo Makmur Unggas, dan Dr. Ir. Aji Praba Baskara dari Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada. Topik yang dibahas meliputi desain kandang cage-free, manajemen kesejahteraan ayam, pengelolaan pakan, hingga strategi menjaga produktivitas ayam.
Sesi lapangan dilakukan di Cage-Free Innovation and Welfare Hub milik Fakultas Peternakan UGM. Di kandang percontohan ini, peserta belajar langsung mengenali perilaku alami ayam, mengaplikasikan teknik pengelolaan kandang, serta menilai standar kesejahteraan hewan secara praktis.
Hari kedua pelatihan lebih difokuskan pada aspek bisnis. Prof. Dr. drh. Pudji Astuti, M.P. dari Certified Humane membahas pentingnya sertifikasi dalam meningkatkan daya saing telur cage-free, dilanjutkan dengan talk show interaktif yang membahas soal membangun brand dan pasar telur bebas sangkar, menghadirkan Prof. Dr. Ir. Suci Paramitasari Syahlani dari Fakultas Peternakan UGM dan Syamim dari PT Widodo Makmur Unggas. Keduanya memberikan perspektif akademis dan praktis dalam membangun strategi pemasaran yang efektif.
Sebagai penutup, peserta ditantang untuk merancang desain kandang cage-free mereka sendiri melalui studi kasus. Mereka kemudian mengunjungi peternakan umbaran (free-range) milik KWT Rejo Arum di Sleman, yang menunjukkan bagaimana sistem bebas sangkar juga dapat dijalankan pada skala kecil oleh kelompok wanita tani.
Pelatihan ini menjadi langkah awal dari rangkaian program ICFA sepanjang 2025, yang akan digelar dalam beberapa batch. Selain memberikan pelatihan, ICFA juga membuka ruang konsultasi dan kolaborasi lanjutan bagi para peserta, demi mendukung peternak yang hendak menerapkan sistem peternakan ayam petelur bebas sangkar di Indonesia.